Senin, 21 November 2011

Batik adl khas Indonesia


BATIK TULIS JOMBANGAN, JAWA TIMUR, INDONESIA

Oleh: Karsam*

Abstract: Inspired by Candi Arimbi or Ngrimbi and all kinds of Natural Culture, we proudly present our hand made products to kept our traditional, because we were proud and love our tradition. Within a blow of our “Canting” and the swinging of our art creators, we presents our “JOMBANGAN BATIK” and all kinds of batik’s tulis. Present: silk batik tulis called ATBM and Organdi, primisima batik tulis, and printing batik.

Keyword: Jombangan Batik, Batik Tulis



SEJARAH BATIK JOMBANG

Pada tahun 2005 (KLIB 2005) penulis telah menyampaikan bahawa batik adalah salah satu hasil kraftangan yang berasal dari Indonesia. Hal ini juga penulis tulis dalam Tesis (Karsam, 2005). Batik adalah kraftangan dari Indonesia yang pada amnya berasal dari daerah Yogyakarta, Solo, Pekalongan, Cirebon, Madura, Tuban dan lain-lain. Sedangkan batik Jombang baru berkembang pada tahun 2000-an.
Jombang adalah salah satu nama daerah Tingkat II (Kabupaten/sub province/DO) yang berada di Propinsi (negeri) Jawa Timur, Pulau Jawa, Indonesia. Kota Jombang dapat dilihat pada gambar 1 dan gambar 2 berikut ini.
 











* - Guru di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (1995 – 2005)
- Alumni Akademi Pengajian Melayu, Universiti Malaya, Sarjana (1999), Doktor Falsafah (2005).
- Pensyarah di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Teknik Komputer (STIKOM) Surabaya (2006 –
   Sekarang).
Sejarah batik Jombang telah ditulis oleh Ibu Hajah (Hj.) Maniati, pemilik kedai batik “Sekar Jati Setar”.  Pada tanggal 17 Juni 2007, penulis berkunjung ke rumah beliau dan beliau menceritakan tentang sejarah dan proses batik Jombang. Beliau mengatakan bahawa batik merupakan salah satu bahagian dari budaya yang dapat mencerminkan kepribadian bangsa, dimana batik sangat memerlukan ketrampilan, kepakaran, kreatifiti, keuletan, kesabaran dan wawasan yang luas serta apresiasi yang tinggi sehingga batik mempunyai nilai seni yang sangat tinggi dan berharga mahal.









Gambar 2. Peta Negeri (Province) Jawa Timur
 
 





















Berdasarkan penjelasan tersebut saya (Hj. Maniati) mempunyai keinginan dan tekat yang besar untuk mulai belajar membatik, kerana masa saya muda dulu lagi dan sedang Sekolah Rakyat Perempuan (Darjah Rendah) pada tahun 1944, dimana uniform/pakaian sekolah masih memakai sarong dan kebaya batik (zaman penjajah Belanda). Pada masa itu di desa (kampung) Candi Mulyo kota Jombang banyak ibu-ibu dan remaja yang mempunyai ketrampilan/skill dan tekun membatik. Batik yang dihasilkan pada masa itu diberi nama BATIK PACINAN  bermotif kawung dengan warna merah bata dan hijau daun. 
Pada masa penjajahan Jepun, batik di Jombang mulai menghilang sendiri. Hal ini dikeranakan oleh susahnya untuk mendapatkan bahan baku dan berkurangnya pembatik.
Pada tahun 1993 saya bersama puteri saya mempunyai gagasan dan keinginan untuk membangkitkan dan melestarikan kembali tradisi membatik di kota Jombang (Surya, 2005). Untuk mewujudkan keinginan dan gagasan tersebut kami bersilaturahmi ke kerabat yang lulus dari IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan atau maktab keguruan) bidang pengkhususan kraftangan. Kami mengajukan permohonan ke Kepala Desa (Kepala Kampung) untuk minta izin mengumpulkan ibu-ibu PKK (Pendidikan Kesejahteraan Keluarga) dan remaja guna membicarakan pelatihan (workshop) membatik dan Kepala Desa menyetujuinya.
Dari proses tersebut di atas maka Ibu Hj. Maniati, Ibu-ibu PKK dan para remaja memulai belajar membatik dengan jenis batik jumput (batik ikat) dan hasilnya cukup menggembirakan, sehingga semangat untuk membatik cukup tinggi.
Pada tahun 2000 Ibu Hj. Maniati dipanggil oleh Dinas Perindustrian Kabupaten Jombang untuk membicarakan pelatihan/kursus/workshop. Pada tarikh 8-10 Februari 2000 Ibu Hj. Maniati beserta puterinya mengikuti kursus Batik Tulis Warna Alami di Surabaya yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian Propinsi Daerah Tingkat I (negeri) Jawa Timur. Dari hasil kursus ini Ibu Hj. Maniati beserta puterinya dan ibu-ibu PKK semakin rajin membatik. Pada bulan Desember 2000 Ibu Hj. Maniati meresmikan usaha batik dengan nama “SEKAR JATI STAR” di desa Jatipelem. Pada waktu yang sama Bapak Bupati (ketua daerah/DO) memutuskan untuk mengadakan kursus membatik di desa Jatipelem dengan peserta dari perwakilan wilayah kecamatan (mukim) se-kabupaten Jombang.
Pada tarikh 16 Desember 2004, Ibu Hj. Maniati mendapat izin usaha tetap dari pemerintah dengan nama “BATIK TULIS SEKAR JATI STAR” dengan nombor SIUP: 00423/13-19/SIUP-K/IX/2004. Gambar 3 berikut ini adalah foto Ibu Hj. Maniati dan gambar 4 adalah foto puterinya.













 

 



Gambar 3. Ibu Hj. Maniati
 

Gambar 4. Puteri Ibu Hj. maniati
 
 









Saat ini untuk memenuhi permintaan pasar, Ibu Hj. Maniati menjual batik dalam bentuk kemeja pria (baju lengan panjang untuk lelaki). Untuk kemeja batik berbahan standar dijual Rp. 150,000.00, sedangkan untuk bahan sutra Rp. 300,000.00 (Surya, 2005). Selain itu beliau juga melayani pesanan dan yang pesan boleh membawa contoh. Untuk melayani hal tersebut Ibu Hj. Maniati mempunyai 27 orang tenaga kerja.
Untuk mengembangkan batik Jombang, berbagai usaha dilakukan oleh Ibu Hj. Maniati. Mulai dari mendirikan kedai sampai ke koperasi. Gambar 5 dan 6 di bawah ini adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh Ibu Hj. Maniati.





 

 
 











Gambar 5. Struktur Organisasai Koperasi
 

Gambar 6. Daftar Karyawan
 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar